Gedung Baru SD Ponpes Sa`adatuddarain Diresmikan
dibaca 2,214 kali
RADIO LOMBOK FM, Lombok Tengah – Ratusan jamaah hadiri peresmian gedung baru SD Pondok Pesantren (Ponpes) Sa`adatuddarain Kelurahan Leneng Praya, Sabtu (4/6/2016).
Acara persemian tersebut, dirangkai dengan zikir akbar dan tausiah yang dipimpin langsung oleh Pimpinan Pospes Sa`adatuddarain, TGH. Muh. Izzi Muhksin Makmun yang digelar di Lantai 3 gedung yang diresmikan tersebut.
Dalam sambutan yang sekaligus menjadi tausiahnya, TGH. Muh.Izzi Muhksin Makmun yang akrab dipanggil abah Ijik ini menyampaikan, sengaja mengundang para jemaah hari itu untuk bersyukur karena pihak ponpes telah berhasil meyelesaikan pembangunan gedung yang telah dimulai sejak tahun 2013 lalu.
“Alhamdulillah sekarang sudah selesai. Kesinilah sumbangan para jamaah yang setiap minggu saat pengajian itu. Dan itupun tidak cukup, kami yang mencukupinya,”Katanya. Diungkapkan tuan guru, pembangunan gedung 3 lantai tersebut, telah menelan anggaran sebesar Rp. 2.5 miliar.
Gedung itu sengaja dibangun dengan indah dan cantik, hal itu agar bisa bersaing dengan sekolah-sekolah lainya dan tidak dikatakan sebagai sekolah kumuh.”Kami paksakan membangun gedung ini, demi putra putri bapak ibu jamaah.
Harapanya dengan bagusnya gedung maka akan bagus pendidikan ilmu agama putra putri bapak ibu,”Imbuhnya. Apa yang dilakukan dengan terus membangun gedung sekolah, lanjut abah Ijik, untuk terus menghasilkan generasi islam yang baru dan agar islam senantiasa hidup sepanjang zaman.
Bila ponpes tidak ada, dikhawatirkan kedepan tidak ada lagi yang akan bisa membaca Al-quran dan berdoa dan membaca sholawat.”Kalau sudah tidak ada yang bisa menggantikan bapak ibu, siapa yang akan membaca Talkin nanti,”Ujarnya.
Untuk itu, tuan guru meminta dukungan para orang tua pada setiap kebijakan yang telah ditetapkan pada ponpes tersebut. Termasuk melarang anak-anak didik dan santri untuk tidak mebawa hape, laptop dan alat komunikasinya ke ponpes tersebut.
Begitu juga memakai kalung emas dan lainya bagi yang perempuan, apalagi yang laki-laki. “ Tiga puluh persen maksiat dilakukan dengan hape dan alat komunikasi lainya, untuk itu seluruh ponpes di Idonesia melarang membawa hape ke pondok,”Tandasnya.
Ada cita-cita dan harapan yang disampaikan tuan guru pada kesempatan tersebut. Nantinya, sekolah atau pondok bagi yang perempuan dan laki-laki akan terpisah. Untuk yang perempuan akan tetap menempati kompleks sekolah dan pondok yang sekarang yakni di Leneng, sementara untuk laki-laki di Desa Puyung kecamatan Jonggat.”Ini nantinya diharapkan agar masing-masing bisa mandiri dan terpisah,”Harapnya. |001|