Wacana Full Day School di Lotim, Dewan Minta Perlu Dikaji Ulang
dibaca 788 kali
RADIO LOMBOK FM, Lombok Timur – Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Lombok Timur (Lotim) H. L. Hasan Rahman menanggapi terkait wacana penerapan full day school atau sekolah sehari penuh oleh pemerintah beberapa waktu lalu. Dirinya meminta agar sistem pembelajaran tersebut dikaji ulang. Pasalnya, hal itu menyangkut karakteristik wali murid dan wilayah. Demikian dikatakannya kepada Radio Lombok FM, Rabu (17/8) di Selong, Lotim.
‘’berbicara wilayah jelas kita tidak sama dengan wilayah lain seperti Jawa misalnya’’, kata Hasan
Ia mengatakan, ada beberapa sekolah di Lotim yang telah menerapkan full day school, namun tidak sepenuhnya diterapkan dalam satu minggu. Seperti sistem yang ada di Sekolah Dasar (SD) Islam Terpadu (IT) Selong. Sekolah ini telah lama menerapkan sistem tersebut, namun dalam satu minggu hanya beberapa hari yang digunakan untuk menerapkan sistem tersebut.
Menurut Hasan, jika sistem full day school terlaksana, maka besaran biaya sekolah akan bertambah. Karena mereka membutuhkan waktu yang lama di sekolah sehingga aktifitas seperti makan, minum dan lainnya mereka lakukan di sekolah. Sedangkan profesi dari orang tua siswa juga berbeda-beda. Apabila ada yang setuju jika sistem ini diterapkan sah-sah saja tetapi itu bagi yang wali muridnya bekerja sampai sore.
‘’pekerjaan wali murid ini tidak sama, jadi kalau full day school ini terlaksana wajar kalau ada yang setuju dan tidak’’, jelasnya.
Ia menambahkan, kebijakan ini memang bisa diterapkan, namun itu hanya berlaku bagi sekolah tertentu saja. Terutama bagi siswa yang orang tuannya sibuk bekerja dan memiliki penghasilan diatas rata-rata . Dengan demikian mereka bisa terbantu dengan sistim tersebut.[002][032]