Terjebak di Kota Wuhan, Puput Berharap Segera Pulang ke Lombok
dibaca 804 kali
RADIO LOMBOK FM,Lombok Tengah – Dewi Pujut Putri Arerien, mahasiswi asal Kabupaten Lombok Tengah saat ini berada di Kota Wuhan, China di tengah merebaknya virus Corona.
Radio Lombok FM berhasil berkomunikasi dengan mahasiswi yang akrab dipanggil Puput tersebut pada Senin (27/1) siang melalui pesan WhatsApp. Dia mengatakan bahwa kondisinya saat ini baik-baik saja. Akan tetapi, tidak dipungkiri dia merasa tertekan dan takut terhadap ancaman virus corona yang membuat kota Wuhan diisolasi. Dia berharap bisa segera pulang kampung dan berkumpul kembali bersama dengan keluarganya.
“Takut pasti. Kita walaupun tidak keluar tapi tertekan di sini”,katanya.
Dia menuturkan bahwa stok makanannya pun saat ini sudah mulai menipis. Sehingga jatah makan yang semula tiga kali sehari dikurangi menjadi satu atau dua kali sehari. Sehingga stok makanan yang tersedia bisa bertahan lebih lama. Dia juga tidak bisa keluar untuk membeli makanan karena stok masker sudah habis dan khawatir terhadap serangan virus corona.
Pemerintah Indonesia dan KBRI di China menurutnya sedang berupaya untuk mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi mahasiswa Indonesia yang ada di Kota Wuhan. Namun, sampai sekarang belum ada tanda-tanda mereka akan dipulangkan.
“Mereka masih berusaha mencari jalan keluar terbaik. Tapi masih belum ada tanda-tanda akan dipulangkan”,ujar Puput.
Puput adalah putri dari Rahum, Staf Ahli Fraksi Demokrat DPRD Lombok Tengah. Dia sudah lima bulan menjadi mahasiswi di Universitas Geosains China yang ada di Kota Wuhan. Warga Tolot Olot Desa Gapura Kecamatan Pujut, Lombok Tengah tersebut menerima beasiswa bersama tiga orang lainnya yang berasal dari daerah NTB. Akan tetapi, dua diantaranya sudah kembali ke Lombok karena saat Kota Wuhan diisolasi mereka sedang berada di luar kota tersebut. Sehingga saat ini tersisa Puput dan satu orang temannya yang berasal dari Kota Mataram.
Sementara itu, Rahum orang tua Puput mengatakan sampai saat ini anaknya dalam kondisi baik-baik saja. Puput tidak diperkenankan keluar rumah karena daerah itu sudah diisolir. Namun, dia khawatir karena persediaan makanan anaknya semakin menipis. “Dia kan biasanya belanja untuk keperluan dua minggu dan sekarang sudah menipis”,tuturnya.
Rahum dan keluarganya selalu menghubungi Puput melalui Video Call tiap tiga jam. Dia berharap pemerintah Indonesia bisa mengambil langkah cepat seperti negara-negara lain yang memulangkan warganya yang berada di Kota Wuhan. Jangan sampai pemerintah Indonesia terlalu lama mengambil sikap karena korban jiawa akibat virus corona tersebut terus bertambah tiap harinya. “Jangan tunggu status Wuhan dari WHO dulu untuk mengambil sikap”,harap Rahum. (7/18).