Rusa “Icon” NTB Terus Menurun
dibaca 2,740 kaliRADIO LOMBOK FM, Mataram, 14/04/2016, Rusa Timor (Cervus timorensis florensis) yang merupakan salah satu hewan dilindungi di NTB,yang juga menjadi maskot NTB, mengalami penurunan jumlah selama beberapa tahun terakhir.
Hal itu disinyalir karena adanya perburuan yang dilakukan oleh oknum masyarakat.
Bagian Pengendali Ekosistem Hutan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB, Tri
Endang Wahyuni mengatakan, status Rusa Timor di alam sudah semakin sedikit.
“Jumlah hewan yang menurun drastis adalah rusa. Tapi tidak tiap tahun, beberapa tahun
terakhir. Ketika ke lapangan kita tidak menemukan rusa. Ketemu, tapi tidak banyak,” ungkapnya
(14/04/2016).
Ia belum bisa memastikan jumlah terbaru dari sebaran hewan itu. Karena wilayah sebarannya
yang cukup luas, sedangkan jumlah petugas relatif sedikit. “Memang tidak banyak lagi
jumlahnya. Kalau yang ditangkarkan masyarakat, berkisar antara 500 sampai 600 ekor yang,”
katanya.
Dikatakan, penyebaran Rusa Timor ada di Tambora, Pulau Moyo, Sangiang, Satonda, dan
beberapa ditemukan di Lombok.
Berkurangnya jumlah Rusa Timor ini, kata Endang, diduga disebabkan oleh perburuan liar yang
dilakukan oleh sejumlah masyarakat. “Faktor utamanya karena perburuan, faktor lain karena
pembalakan, yang menyempitkan tempat tinggal rusa itu,” ujar Endang.
Berdasarkan data dari BKSDA NTB, selain rusa timor, ada 61 fauna yang dilindungi di NTB.
Dibagi menjadi lima jenis; mamalia, aves (sebanyak 5 Fauna), reptilian (34 fauna), reptilia (6
fauna), biota laut (12), dan insekta (2).
Endang menuturkan, salah satu penyebab dari berkurangnya jumlah Rusa Timor, karena
permintaan terhadap dendeng rusa di kalangan masyarakat cukup tinggi.
“Permintaan dendeng rusa, cukup besar. Kecuali rusa yang dari penangkaran diperbolehkan.
Penyebabnya ketika di masyarakat memakan dendeng rusa, permintaan akan daging rusa
semakin banyak. Itulah yang dikejar oleh pemburu liar,” terangnya.
Untuk menanggulangi berkurangnya jumlah rusa, selain melalu konservasi, pihak BKSDA juga
melakukan upaya penagkaran. Agar ada cadangan terhadap hilangnya rusa di alam liar.
Penangkaran itu di skala perumahan atau perseorangan, yang tersebar di Pulau Lombok dan
Sumbawa, sebanyak 56 unit penangkaran.
“Upaya kta di luar kawasan konservasi, kita galakkan penanggkatan. Supaya ada restocking,
unit penangkaran rusa sudah banyak di NTB, menyebar di NTB, sebanyak 56 unit penangkaran,”
jelasnya. (011|014)