Musim Hujan, 823 Hektar Sawah di Lombok Tengah Justru Kekeringan
dibaca 2,930 kaliRADIO LOMBOK FM,Lombok Tengah – Seluas 823 hektar tanaman pertanian di Kabupaten Lombok Tengah mengalami kekeringan meski musim hujan masih berlangsung. Ratusan hektar tanaman pertanian tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni di kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut dan kecamatan Praya Timur.
“Kekeringan terparah berada di kecamatan Praya Barat yakni di desa Bonder, Sukada dan Kuta. Kemudian di Kecamatan Praya Timur di Sukaraja dengan rata-rata umur tanaman satu bulan”, kata Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, H. Radi belum lama ini di Praya.
Dia juga menerangkan, tanaman pertanian yang mengalami kekeringan ini masih berada pada kategori kekeringan sedang dan kekeringan ringan. Diharapkan hujan turun di empat kecamatan tersebut sehingga kekeringan yang terjadi tidak masuk kategori kekeringan berat.
“Kalau hujan turun, yang masuk kategori sedang bisa berubah jadi kekeringan ringan”,ujarnya.
Meski demikian, diakuinya bahwa ke empat kecamatan tersebut memang rawan mengalami kekeringan. Sehingga pihaknya akan mendata petani yang terdampak serta berapa luas areal tanaman padinya, untuk kemudian diusulkan kepada pemerintah pusat agar mendapatkan ganti benih melalui Cadangan Benih Nasional (CBN).
“Kita akan usulkan. Tapi kita lihat dulu sejauh mana sekarang. Kalau itu puso, tetap kita akan usulkan”,katanya.
Pada tahun 2019 lalu, seluas 1.116 hektar areal tanam di Lombok Tengah mengalami puso atau gagal panen. Dan mendapatkan bantuan CBN.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Lalu Iskandar dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya untuk menyelamatkan tanaman pertanian yang mengalami kekeringan. Upaya itu diantaranya adalah melakukan pompanisasi dengan memanfaatkan sumber air yang ada. Kemudian berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum agar bisa mendapatkan jadwal pengairan di daerah-daerah yang memang sudah masuk kategori sedang dan ringan agar bisa diselamatkan. Lebih lanjut, upaya lainnya adalah menganjurkan petani untuk menanam padi dengan varietas yang lebih tahan terhadap kekeringan.
“Artinya di kawasan ini tidak menanam varietas ciliwung. Tapi menanam yang sedikut lebih tahan terhadap kekeringan”,tutupnya.(07/07)