Published On: Sat, May 28th, 2016

Antisipasi Serangan Penyakit, IDI KLU Beri Pelatihan Ponpes

dibaca 1,075 kali
Share This
Tags

???????????????????????????????Radio Lombok FM, Lombok Utara  – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Kabupaten Lombok Utara (KLU) memberikan pelatihan kepada 15 pondok pesantren di KLU kamis (26/5) lalu. Pelatihan ini diberikan dalam upaya memberikan pemahaman dan wawasan dalam mengantisipasi pencegahan penyakit yang memungkinkan menjangkiti dilingkungan pondok pesantren saat ini.

Bertempat di Aula RSUD Tanjung seluruh pimpinan dan sebagian siswa di pondok pesantren yang ada di hadirkan IDI dan IBI dimana beberapa materi tentang penanggulangan penyakit seperti gatal-gatal dan sebagainya yang kerap menyerang lingkungan ponpes diberikan langkah dalam penanggulangannya. Meskipun kegiatan hanya dilakukan dalam sehari, namun pelatihan ini dikomitmenkan kedepan akan menjadi kegiatan lanjutan.

‘’Nanti diakhir acara kita akan buat kesepakatan, agar semua satu suara mulai dari pihak Ponpes dan juga Dinas Kesehatan untuk bisa diupayakan dibangun pos kesehatan pesantren (poskestren,red) ini,” ungkap ketua Panitia dr, Sulaiman.

Ditambahkannya, saat ini Poskestren di KLU masih sangat minim, dimana hanya terdapat satu pusat kesehatan bagi santri yakni di Ponpes Nurul Bayan, Kecamatan Bayan KLU. Oleh sebabnya, dengan dilaksanakan sosialisasi terkait pencegahan penyakit yang kerap terjadi hingga tata cara pengobatannya, diharapkan bisa bermanfaat. Terlebih, tujuan dari acara ini yakni untuk mewujudkan Poskestren disemua Ponpes yang ada Lombok Utara lebih khusus ponpes yang memiliki asrama.

‘’Saat ini masih sangat jarang. Bahkan istilah UKS saja belum ada di Ponpes. Jika sudah ada Poskestren itu, tentu tidak hanya bisa dimanfaatkan santri melainkan untuk masyarakat dilingkungan pondok,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua IDI Lombok Utara, dr, Kadir mengatakan, pelatihan dan pengenalan pengobatan dasar yang disosialisasikan ini dirasa sangat penting. Sebab, sebagai santri dan santriwati, mereka hidup 24 jam dalam satu lingkungan pondok yang sama. Dimana tentu akan terdapat permasalahan kesehatan yang timbul didalamnya. Jika tidak diberikan tatacara pencegahan, maka santri dan santriwati ini akan bingung dalam menganggulangi penyakit yang berskala ringan tersebut.

‘’Mereka kita ajarkan untuk mencegah persoalan kesehatan yang ada, karena mereka tinggal 24 jam di Ponpes tidak seperti siswa atau siswi SMA yang hanya setengah hari di Sekolah,” katanya.

Dijelaskannya, penyakit yang kerap muncul di Ponpes sendiri, yakni seperti penyakit kulit, tipus, dan radang tenggorokan. Diharapkan dengan sosialisasi itu paling tidak para santri bisa mencegah dan memberikan pengobatan dasar kepada sesamanya.

‘’Yang penting adalah mencegah lebih baik dari pada mengobati,” ucapnya.

Perihal realisasi Poskestren, Kadir mengatakan, kedepan jika hal tersebut bisa terwujud maka IDI serta IBI akan terus mengawal pengobatan ke Ponpes yang berada di KLU. Sebab, dalam prosesnya Poskestren tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri melainkan mesti ada pendampingan yang tepat.

‘’Kedepan kita akan rangkul organisasi kesehatan lainnya untuk mengawal serta membina Poskestren tersebut,” demikian Kadir.|005|021|.

 

Iklan Teks


Raih ketenangan dengan akses yang luas di Bank Muamalat
Jasa pegadaian berprinsip syariah Islam, kunjungi situs resmi Pegadaian Syariah
Memberikan yang terbaik sesuai kaidah Islam, kunjungi situs resmi BNI Syariah