Published On: Mon, Oct 12th, 2015

Seni Kuda Kayu Tradisi Turun Temurun Warga Lombok

dibaca 2,851 kali
Share This
Tags

kudaRADIO LOMBOK FM – Seni kuda kayu atau jaran peraja yang dimainkan oleh delapan penari laki-laki dengan memikul dua kuda tiruan yang terbuat dari kayu menjadi tradisi turun temurun dimasyarakat beberapa desa seperti Desa Tebaban Kecamatan Suralaga dan Desa Ketangga Kecamatan Suela Kabupaten Lombok timur.

Kesenian kuda kayu sejak dulu keberadaanya menjadi tradisi turun temurun dimasyarakat, Kejelasan nama local kuda kayu sebagian mengatakan jaran ecok, jaran kayu dan jaran praja serta jaran kepang.

Amaq Zaitun warga Dusun Montong gedeng Desa Ketangga saat ditemui Lombok fm, ahad 11/10/2015,mengatakan,“kesenian jaran sine wah laeq na arak sejak tahun 1960, awalna ta pinak berbentuk kemanukan marak manuk (kesenian kuda ini sejak lama telah ada sekitar tahun 60an , perkembanganya diawali dengan ukiran menyerupai ayam yang di sebut dengan juli manuk kemudian berkembang dengan kuda kayu)”,jelasnya.

Adapun bentuk anyaman kayu ini menyerupai kuda berbadan tegar dengan warna yang sangat dominan pada permainan ini yaitu warna merah, putih dan hitam.

Warna merah melambangkan sebuah keberanian serta semangat,Warna putih melambangkan kesucian yang ada didalam hati juga pikiran yang dapat merefleksikan semua panca indera sehingga dapat dijadikan sebagai panutan bagi warna hitam.

Kini, kesenian kuda kayu atau jaran ecok masih menjadi sebuah pertunjukan yang cukup membuat hati para penontonnya terpikat. Walaupun peninggalan budaya ini keberadaannya mulai bersaing ketat oleh masuknya budaya dan kesenian moderen.

Keunikan budaya jaran ecok atau kuda kayu tersebut menjadi daya tarik yang tinggi, yang dipikul oleh delapan penari laki-laki mengikuti alunan music gamelan.

Pertunjukan tarian ini biasanya dimainkan ketika ada acara-acara hajatan seperti khitanan, perkawinan dan lainnya,Anak yang akan dikhitan atau kedua mempelai biasa duduk diatas kuda yang terbuat dari kayu yang ditambah dengan sulaman bunga berwarna merah.

Dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman kayu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.

Sajak-sajak yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta.

Kita menyadari bahwa begitu banyak kesenian serta kebudayaan yang ada di Lombok diwariskan secara turun-menurun dari nenek moyang hingga ke generasi saat ini.

Generasi muda sekarang merupakan pewaris dari seni budaya tradisional yang sudah semestinya menjaga dan memelihara seni budaya dengan baik.sudah menjadi tugas untuk mempertahankan dan mengembangkannya, agar dari hari ke hari tidak pupus dan hilang dari khasanah berkesenian masyarakat kita. |006|011|

      1, voice Amaq Zaitun Jaran peraja

Iklan Teks


Raih ketenangan dengan akses yang luas di Bank Muamalat
Jasa pegadaian berprinsip syariah Islam, kunjungi situs resmi Pegadaian Syariah
Memberikan yang terbaik sesuai kaidah Islam, kunjungi situs resmi BNI Syariah