Presiden Santuni Penambang Liar Yang Tewas di Lombok Barat
dibaca 1,007 kaliRADIO LOMBOK FM, Lombok Barat-Insiden meninggalnya penambang liar di Desa Buwun Mas, Sekotong, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), NTB, Selasa (19/6) lalu akibat menghirup asap ban bekas yang dibakar di depan mulut trowongan galian mendapat perhatian khusus dari Presiden RI H. Joko Widodo. Melalui Menteri Sosial Idrus Marham, memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal masing-masing Rp. 15 juta ditambah paket sembako yang diserahkan Mensos Kamis (21/6) di Sekotong, Lombok Barat.
Sementara 6 korban selamat dan tengah mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas Sekotong menerima bantuan masing-masing Rp.2,5 juta dan satu paket sembako. “Saya ingatkan kepada para korban untuk tidak lagi melakukan aktivitas penambangan. Selain ilegal juga sangat berbahaya bagi keselamatan para penambang. Jangan lakukan lagi aktivitas penambangan setelah peristiwa ini. Ingat keluarga tercinta di rumah,” kata pria kelahiran Sulawasi ini.
Di samping itu, juga para ahli waris korban juga diusulkan untuk mendapatkan manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), dengan besaran dana Rp 1.800.000 per tahun. Sedangkan untuk menjamin pendidikan anak keluarga korban akan dimasukkan dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Mensos juga menyampaikan ucapan belasungkawa dan duka citanya atas nama pemerintah pusat kepada keluarga korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan tambang di Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat itu. “Atas nama presiden Jokowi saya sampaikan ucapan bela sungkawa dan duka cita kepada keluarga korban,” ujarnya.
Ia berharap peristiwa kecelakaan tambang ini merupakan yang terakhir. Kepada pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten dimintanya untuk melakukan penutupan area penambangan tradisional tersebut.
Ditambahkan Marham, setelah ditutup nantinta, pemerintah dan aparat juga diminta untuk terus melakukan pemantauan dan sosisalisasi secara terus menerus kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivutas penambangan secara illegal di tempat tersebut. “Saya minta pemerintah dan aparat untuk memantau dan mensosialisaikan kepada masyarakat agar tidak melakukan penambangan lagi di tempat tersebut”, ingatnya.
Idrus berharap jika ada perusahaan yang mendapatkan izin dari pemerintah untuk melakukan eksploitasi tambang di kawasan tersebut, diminta agar perusahaan tersebut membuat komitmen untuk mengakomodir warga lokal sebagai tenaga kerja di perusahaan tersebut, tentu sesuai dengan tingkatan kemampuannya.
Data resmi yang dihimpun RADIO LOMBOK FM menyebutkan, jumlah penambang yang mengalami kecelakaan sebanyak 13 orang, 7 orang meninggal dunia, bukan 10 orang, sebagamana diberitakan RADIO LOMBOK FM, Rabu(20/6). Diantaranya 4 orang mengalami keracunan gas dan mendapatkan perawatan di Puskesmas dan 1 orang di rujuk ke Rumah Sakit Lombok Barat, sedangkan 2 orang lainnya selamat.
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi kepada wartawan menegaskan, peristiwa kecelakaan tambang tradisional di Sekotong tersebut harus menjadi yang terakhir. “Tidak boleh ada lagi aktivitas tambang disekitar yang akhirnya memakan korban seperti ini”, tegasnya.
Dikatakan Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini untuk mencegah hal tersebut tidak terjadi lagi, pemerintah akan menutup seluruh area tambang dan akan terus dilakukan pemantauan serta sosialisasi agar masyarakat tidak lagi melakukan aktivitas penambangan di tempat tersebut.
Sebagai langkah pengganti dari aktivitas masyarakat yang melakukan penambangan, kedepan Pemerintah Provinsi akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Lobar sampai kepada tingkat desa, agar dibuat program strategis sebagai pengganti aktivitas keseharaian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, seperti bertani dan beternak. “Dari para korban yang saya tanyakan tadi ternyata mereka juga selain menambang, mereka juga menanam jagung, kacang dan beternak, program-program inilah yang ingin kita berikan kepada mereka agar tidak kemabali melakukan aktivitas tambang yang membahayakan ini,” kata TGB. (07/031)