Kominfo Fasilitasi Panen Raya Gerakan Digital 4.0 di Lombok Tengah
dibaca 257 kali
RADIO LOMBOK FM,Lombok Tengah – Sejumlah kelompok tani di kawasan wisata hijau Bilebante, Pringgarata Lombok Tengah senang dengan program gerakan Petani Digital 4.0. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Ekonomi Digital melakukan implementasi program Petani Digital 4.0.
Kominfo memilih Bilebante menjadi kawasan percontohan pertanian digital tersebut. Program ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisnis pada setiap rantai nilai pertanian melalui pemanfaatan teknologi digital.
Kominfo memfaisilitasi panen raya pada gerakan petani digital di Bilebante, Lombok Tengah. Para petani sangat antusias melihat hasil produksi pertanian dengan sistem digital itu.
Panen raya yang berlangsung pada Kamis (4/11) dihadiri oleh perwakilan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Dr. Rachmat, S.Si, M.Si, selaku Koordinator Padi Irigasi dan Rawa. Asisten II Pemkab Lombok Tengah H. Nasrun M, dan Sekretaris Dinas Pertanian Lombok Tengah Taufiqurrahman Pua.
Selain itu, juga hadir pakar pertanian Universitas Gajahmada Eko Putranto, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) Kominfo Samuel Abrijani P, dan Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis (Pertamina, Maritim, Logistik) Kominfo Wijayanto.
Asisten II Pemkab Lombok Tengah H. Nasrun M mengapresiasi panen raya berbasis digital yang berlangsung di Bilebante. Hal itu dinilai sebagai terobosan baru dalam dunia pertanian. Lagipula, tidak sedikit petani yang pintar menggunakan gatget.
“ Petani harus memanfaatkan tekhnologi untuk meningkatkan produksinya,” ujar Nasrun.
Teknologi digital ini menargetkan petani dengan komoditas tanaman pangan seperti padi dan jagung serta tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang merah.
Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis (Pertamina, Maritim, Logistik) Kominfo Wijayanto mengatakan gerakan petani Digital 4.0 ini telah diimplementasikan sejak pertengahan tahun 2021 di Desa Bilebante.
“Kami menggunakan alat sensor tanah dan sensor cuaca yang memberikan informasi lingkungan pertanian secara real time seperti suhu udara, curah hujan, arah angin, kelembaban tanah, suhu tanah, PH tanah, hingga electrical conductivity,” ujar Wijayanto.
Rangkaian program itu dimulai sejak pemasangan alat internet of Things (IoT), sensor tanah dan cuaca, pendampingan petani dalam menggunakan teknologi digital, hingga pengambilan baseline data pertanian setempat.
Selanjutnya, alat tersebut mengirim pesan melalui aplikasi dan nantinya petugas memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan, seperti jumlah air yang diperlukan tanaman, jenis pupuk yang dibutuhkan, hingga rekomendasi waktu pemupukan.
“Nanti kelompok tani mengunduh aplikasi untuk memperoleh rekomendasi dan informasi dari alat tersebut,” tambahnya.
Untuk sensor tanah mampu menjangkau 500 meter hingga 1 kilometer. Sementara sensor cuaca bisa menjangkau hingga tiga kilometer. Alat sensor tersebut bisa dipindahkan sesuai kebutuhan.
Wijayanto menjelaskan, Gerakan Pertanian Digital 4.0 ini sudah dilaksanakan di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Malang. Hasilnya pun sangat memuaskan dengan penambahan jumlah produksi padi dari 10 ton menjadi 12 ton.
“Peningkatannya sampai 20 hingga 30 persen. Juga bisa menghemat pupuk karena pola tanamnya terkontrol,” ujarnya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA), Kominfo Semuel Abrijani P, mengatakan Gerakan petani digital 4.0 merupakan upaya dari Kementerian Kominfo sebagai fasilitator dan akselerator dalam meningkatkan adopsi teknologi digital di sektor pertanian sebagai langkah untuk mewujudkan Indonesia yang siap menjadi negara digital dan turut andil dalam akselerasi perekonomian global.
Upaya tersebut menurutnya dilakukan sesuai arahan Presiden Republik Indonesia pada Agustus 2020 tentang peningkatan infrastruktur digital, transformasi digital di sektor-sektor strategis, percepatan integrasi pusat data nasional, kebutuhan SDM talenta digital, dan skema regulasi pembiayaan transformasi digital.
“Saya harap program ini dapat dilakukan bersama-sama oleh seluruh pihak, dengan komitmen untuk menciptakan ekosistem pendukung implementasi teknologi digital sektor pertanian yang berkelanjutan.” tutup Semuel.
Usai panen raya, kegiatan tersebut dirangkai dengan diskusi publik yang melibatkan para petani, pembagian doorprize. Para petani berharap agar program Pertanian Digital 4.0 itu terus diterapkan di wilayahnya. Tentu dengan pendampingan yang signifikan sehingga berdampak positif bagi perekonomiannya.()