RADIO LOMBOK FM, Mataram – Produksi pangan di Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkat sejalan dengan perbaikan infrastruktur pertanian dan introduksi teknologi baru yang bisa meningkatkan pendapatan para petani. Pemerintah Daerah (Pemda) NTB memiliki tiga cara yang diupayakan untuk meningkatkan produksi pangan di bawah kepemimpinan Gubernur TGH. Zainul Majdi.  Demikian dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB Husnul Fauzi kepada Radio Lombok FM, Selasa malam (23/8) di Mataram.

Ia mengatakan, yang pertama pihaknya sudah memiliki Perda No 1 Tahun 2013 terkait dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Yang intinya Provinsi NTB menetapkan 227 ribu lahan sawah tidak boleh dialihfungsikan. Seluas 668 ribu ha lahan kering ditetapkan menjadi lahan cadangan pangan. Dalam penetapan Perda LP2B tersebut, NTB adalah Pemda ketiga pertama, yakni setelah Bandung dan Semarang. Sedangkan penetapan tata ruang NTB yang memasukkan luasan sawah dan lahan cadangan pangan sudah dilakukan sejak tahun 2010.

Ia melanjutkan, setahun setelah ditetapkan Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di NTB, lahan sawah beririgasinya justru bertambah, dari 227 ribu ha menjadi 256 ribu ha, atau bertambah sebanyak 29 ribu ha. Pertambahan luas sawah irigasi itu berasal dari program cetak sawah yang dananya berasal dari Kementerin Pertanian. Pada tahun 2014, NTB mendapatkan bantuan cetak sawah 9.500 ha. Hasil cetak sawahnya mencapai 29 ribu ha.

Fauzi mengatakan, sedangkan pada tahun 2015, NTB kembali mendapatkan bantuan dan pencetakan sawah dari Kementan. Kali ini lebih luas, yakni mencapai 15 ribu ha. Kedua, untuk meningkatkan produksi pangan NTB adalah dengan meningkatkan indeks pertanaman (IP). Pada tahun 2014, IP di NTB hanya 1,78, setahun kemudian yakni pada tahun 2015, IP NTB menjadi 2,2. Penambahan angka IP terjadi karena adanya penambahan bansos perbaikan irigasi 140 ribu ha. (007/027)