Gempa Susulan 145 Kali, Mendesak Dibutuhkan Peralatan Medis
dibaca 1,010 kali

Hingga saat berita ini diturunkan, berdasarkan data terakhir yang diperoleh RADIO LOMBOK FM dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan korban meninggal dunia akibat gempa sudah bertambah menjadi 14 orang dari sebelumnya sebanyak 10 orang.
“Sementara tercatat 163 orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami krusakan berat. Rumah banyak yang roboh rata dengan tanah,” kata Kepala BPBD NTB H. Moh. Rum di lokasi bencana, Sambelia, Lombok Timur, Minggu petang.
Dikatakan, dari 14 orang yang meninggal tersebut, 10 orang diantaranya warga Sambelia, Lombok Timur dan orang 4 lainnya merupakan warga Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Berikutnya kerusakan rumah terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan dan ada 6.23 lebih KK terdampak gempa. “Ada juga sejumlah rumah yang ada di Lombok Barat, Sumbawa Barat dan kota Mataram yang hancur terkena gempa.
Rum menambahkan, upaya yang dilakukan BPBD NTB pasca-gempa tersebut berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Utara. BPBD NTB juga memback-up berupa peralatan dan kebutuhan logistik yang diperlukan. “Pendropingan telah dilakukan setelah kejadian. Ini sebagai upaya antisipasi kejadian seperti ini.
Selain itu juga pihaknya mengirim Tim Kaji Cepat untuk memperkuat Posko Penanganan Bencana Gempa Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara dalam upaya proses penanganan korban luka-luka dan meninggal dunia. “Peralatan dan logistik juga suda kita salurkan seperti mie instan 275 dus ke 75 wilayah Lombok Timur dan 200 dus ke daerah Bayan, Lombok Utara. Juga, air mineral sebanyak 275 dus. Saya kira kebutuhan mendesak masyarakat yakni tenaga medis, tandu dan peralatan kesehatan,” ujar Rum.
Sementara itu informasi terakhir yang diperoleh dari BMKG Mataram menyebutkan hingga pukul 19.30 wita telah terjadi updated gempa susulan sebanyak 145 kali dgn magnitude 3.1. Meski demikian masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap ancaman gempa susulan meskipun dengan intensitas dan magnitude yang kecil. ” Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik,” ingat Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto. (07/059)