LOMBOK UTARA, lombokfm.com – Kendati sejak tahun 2007 -2015, Angka Kematian Ibu melahirkan Nol (AKINO) mampu dipertahankan di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, namun pemerintah desa masih memiliki tantangan tersendiri yaitu masih terjadinya pernikahan dini.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Desa Karang Bajo, Kertamalip kepada Lombok FM, 19/12. Menurutnya, desa yang dipimpinnya pernah meraih penghargaan dari Kementerian Kesehatan dan Pelita Nusantara atas keberhasilannya mempertahankan AKINO.

“Yang masih menjadi tantangan kita mempertahankan AKINO ini adalah masih adanya pernikahan dini, dan persalinan yang ditolong oleh keluarga atau dukun”, kata Kertamalip.

Selain itu, masih ada ibu hamil yang enggan datang ke Posyandu dan melakukan persalinan ke Bidan Desa dengan alasan tidak memiliki BPJS sehingga harus mengeluarkan biaya persalinan hingga Rp. 600 ribu.

“Program bersalin gratis sudah ditiadakan oleh pemerintah sehingga menyulitkan Kepala Desa untuk mempertahankan AKINO, disamping itu tidak ada regulasi yang jelas tentang jaminan kesehatan Kepala Desa dan perangkatnya”, jelasnya.

Kertamalip mengaku, AKINO bertujuan untuk mengurangi keterlibatan peran dukun beranak yaitu sebagai bentuk komitmen pusat dan daerah guna mendukung target pencapaian MDGs 2015 yakni mempercepat penurunan angka kematian ibu melahirkan.

“Memang sampai saat ini dukun di perankan oleh desa sebagai mitra kerja bidan, tetapi warga di dusun juga perlu di bekali dengan ilmu kesehatan agar dukun bisa membantu pemerintah dalam memberi penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya keselamatan ibu hamil”, tegasnya.

Kepala Desa Karang Bajo minta kepada pemerintah agar memberikan pelayanan persalinan gratis melalui program Jampersal kepada keluarga miskin sehingga AKINO mampu dipertahankan dan memberikan ambulan  roda 4 kepada semua desa. 004/013