Published On: Sat, Aug 13th, 2016

Sulap Lahan Kering Jadi Hijau, Yani Diganjar Fellow Ashoka

dibaca 1,098 kali
Share This
Tags

RADIO Yani Petani Gaharu (3)LOMBOK FM, Lombok Barat – Nur Akhmad Yani sosok menginspirasi, pekerja keras dan berdidikasi tinggi diganjar penghargaan bergensi sebagai Fellow Ashoka. Obsesi bertahun-tahun untuk menemukan species tanaman bernilai ekonomis tinggi berupa tanaman gaharu di lahan kering berujung pada upaya mendongkrak pendapatan petani kini berbuah manis. Kini, dirinya dianggap menjadi sebagai pahlawan tanpa pamrih di tempat tinggalnya desa Bukit Tinggi dan desa Mekarsari, kecamatan Batulayar, Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selain itu, PSPSDM, lembaga yang didirikannya, dinilai sebagai 15 mitra terbaik GEF-SGP di Indonesia. Ia dianggap memiliki kiprah besar dalam pemberdayaan masyarakat di lahan kering. Sistem pengelolaan lahan kering berupa teras miring yang diciptakan Yani di desa binaannnya, awalnya telah dikembangkan oleh pegiat LSM pada era tahun 1980-an seperti Konsorsium Masyarakat Dataran Tinggi Nusa Tenggara (KMDTNT) di wilayah NTT, NTB, Bali dan Timor Leste, serta CARE Internasional di NTB.

Yani begitu dirinya disapa dinilai memberi ciri tersendiri yakni dia berhasil melakukan uji coba budidaya tanaman gaharu pada lahan kering. Sebagaimana diketahui pengembangan gaharu di desanya biasanya hidup  hidup optimal di lahan lembab, namun berkat eksperimen Yani bisa dibudidayakan dengan baik pada lahan kering.

Ia mengatakan hal yang lazim terjadi bagi para petani, tanaman utama yang dikembangkan pada program lahan kering adalah jenis tanaman kayu dan buah-buahan, namun ironisnya tak mampu memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan petani lahan kering.

“Penemuan bibit gubal gaharu oleh Dr Parman (almarhum) dari Unram telah menginspirasi saya untuk melakukan uji coba agar tanaman gaharu dapat dibudidayakan di lahan kering,” terang Yani membuka pembicaraan.

Uji coba keberhasilan Yani pada lahan kering dua warganya yang disulap menjadi hijau dan subur, telah membuka aura masyarakat sekitar mulai tertarik mengadopsi inovasi ini pada lahan mereka. Pada tahun 1999, jumlah petani di Desa Mekarsari yang mengadopsi inovasi ini berkembang menjadi 40 keluarga tani. Pengembangan program ini mendapat dukungan dana hibah dari GEF-SGP/UNDP.

Kecuali Desa Penimbung dan tiga desa di sekitarnya di Lombok Barat, Yani juga telah mengimplementasikan program pertanian lahan kering model ini ke Desa Selaparang di Lombok Timur, Desa Mbajo dan Desa Dodi Dungga di Bima dan Desa Malaka di Kabupaten Lombok Utara.

Saat ini, petani binaan Yani di Desa Mekar Sari telah dapat menikmati hasil panen tanaman semusim dengan lebih baik, termasuk tanaman gaharu dan tanaman kayu lainnya. Satu pohon gaharu umur 5 – 6 tahun bisa menghasilkan 1 – 3 kilogram (kg) gubal gaharu. Harga 1 kg gaharu dapat mencapai Rp 1 juta hingga 9 juta di lapangan, tergantung kualitas gubalnya.

Iklan Teks


Raih ketenangan dengan akses yang luas di Bank Muamalat
Jasa pegadaian berprinsip syariah Islam, kunjungi situs resmi Pegadaian Syariah
Memberikan yang terbaik sesuai kaidah Islam, kunjungi situs resmi BNI Syariah