RADIO LOMBOK FM, Mataram-Proses rehabilitasi dan rekonstruksi bagi korban gempa Lombok dan Sumbawa hingga saat ini terus berlangsung. Pembangunan rumah terus dilakukan, bahkan lembur hingga tengah malam. Hanya saja sangat disayangkan rumah yang layak untuk dihuni hanya sembilan unit rumah saja.

Padahal tahap verifikasi yang sudah dilakukan petugas menyebutkan jumlah rumah yang rusak akibat gempa sebanyak 216.600 unit rumah yang berada pada tujuh kabupaten kota di NTB.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Provinsi NTB, IGB Sugihartha mengaku, begitu selesainya kegiatan verifikasi, para petugas akan kembali melakukan validasi data rumah yang rusak.

“Hal ini perlu dilakukan guna memastikan tidak ada lagi rumah rusak yang belum masuk pendataan,” kata Sugiharta di Mataram, Minggu (25/11) .

Dikatakan, dari 216.600 unit rumah rusak tersebut, 37.522 kepala keluarga sudah mendapatkan rekening tabungan.

Ia menyebut, satu Kelompok Masyarakat (Pokmas) pelaksanaannya pembangunan rumah tersebut bisa tuntas 2-3 bulan. Laporan akhir menunjukkan sudah terselesaikan sebanyak 9 unit rumah yang tersebar yang tersebar di tuju kabupaten kota yang terdampak gempa.

Terkait dengan jumlah Pokmas yang sudah terbentuk hingga saat ini mencapai 807 kelompok dengan 9.748 KK. “Namun dari jumlah sebanyak itu masih banyak yang belum mengantongi surat keputusan (SK) dari bupati/walikota. Hanya 694 kelompok yang sudah menfdapatkan SK.

Sugihartha menambahkan, sebanyak 370 Pokmas atau 5.576 kepala keluarga (KK) sudah siap untuk membangun hunian tetap.
Namun dengan progres pembangunan saat ini, diprediksi pembangunan hunian tetap untuk korban gempa tidak bisa selesai sampai bulan Maret 2019 mendatang.

Sugiharta juga mengaku pada proses pembangunan hunian tetap banyak kendala yang dihadapi, salah satunya panel RISHA serta material bangunan yang terbatas. (07/041)