Jokowi: Verifikasi Rumah Rusak Gempa Lombok Baru 19 Ribuan
dibaca 837 kali“Saya lihat masyarakat NTB bisa menerima dengan ikhlas yg sangat baik atas cobaan ini dan ini patut kita syukuri bersama. Meskipun saya tahu goncanngan ini tidak sekali tapi berkali. Kita tak henti-hentinya berdoa agar cobaan yg diberikan Alloh SWT bisa segera berakhir,” kata Presiden saat bersilaturrahmi dengan para pengungsi gempa Lombok di tenda pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok barat, Minggu (2/9) petang.
Presiden menyemangati para pengungsi untuk mulai bangkit atas musibah ini. Mengingat proses tanggap darurat sudah selesai. Berdasartkan laporan yang diterimanya, Presiden menyebutsaat ini terdata sebanyak 71 ribu rumah yang rusak baik rusak berat, sedang dan ringan.
“Jumlah ini tak sedikit. Sementara yang sudah diverfikasi sebanyak sebanyak 19 ribu lebih. Jadi masih banyak yang belum terdata dan terverifikasi. Oleh sebab itu saya minta kesabarannya,” pinta Presiden.
Permintaan menilai verfikasi rumah yang rusak harus betul betul dilakukan secara akurat. Hal ini terkait dengan kehati-hatian para pejabat jika salah menghitung akan berusan dengan hukum karena menyangkut uang yang dikeluarkan tak sedikit. “Katakanlah hitungannya misalnya 60 ribu rumah sisanya. Maka jika dikalikan dengan Rp. 50 juta akan dikeluarkan uang sebanyak 3 triliun. Ini jumlah uang yang tak sedikit. Jadi pejabat yang mengeluarkan uang itu harus bertanggungjawab terhadap uang yg dikeluarkan,” kata Jokowi memberi perumpamaan.
Presiden mengaku saat ini sudah diberikan tabungan kepada korban yang rumahnya rusak berat sebanyak 5.293 buku tabungan yang secara administrasi sudah lengkap. “Jadi yang lain mohon sabar menunggu. Masyarakat maunya cepat-cepat dikeluarkan, namun pejabat juga perlu hati-hati. Jadi setiap penanggulangan gempa ini akan tetap saya ikuti,” jelas Presiden.
Jokowi juga mengingatkan warga untuk memanfaatkan bantuan rehabilitasi rumah ini dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan rumah. Dalam pembangunannya nanti akan didam;pingi Kemnterian PUPR dan diawasi oleh Gubernur dan Bupati.
Jokowi juga mengingatkan, jika di Lombok pernah terjadi gempa tahun 1979 yang sama besarnya seperti gempa saat ini. Artinya, lanjut Jokowi, Indonesia berada berada pada garis cincin api. Peristiwa gempa besar juga pernah terjadi di Aceh, Padang dan Yogjakarta.
“Karena itu saya titip agar pembangunan rumah yang dilakukan haruslah rumah tahan gempa baik yang berbahan kayu, bamboo ataupun beratap ilalang,”ntambah Presiden.
Percepatan pembangunan pasca gempa juga menurut Jokowi diarahkan untuk segera membangun sarana kesehatan seperti Puskesmas, pasar ataupun sekolah. “Semua itu nantinya tetap dalam pendampingan oleh Kemnterian PUPR dan mendapat pengawasan oleh Gubernur maupun Bupati. Pembangunan ini akan tetap saya pantau agar NTB bisa segera pulih kembali baik kehidupan ekonomi maupun kegiatan sehari-hari lainnya,” pungkas Presiden. (07/007)