2016 Mendominasi Kasus Berhadapan Siswa Dengan Guru
dibaca 1,272 kaliRADIO LOMBOK FM, Lombok Timur – Dunia pendidikan hususnya di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) kerap kali dibenturkan dengan berbagai problema, entah dari kasus pelecehan seksual, kekerasan pada anak, bahkan kasus belakangan yang ditemukan siswa berani meminum minuman keras dilingkungan sekolah. Melihat kondisi pendidikan seperti ini tentu sangatlah miris, terlebih siswa sebagai generasi bangsa yang menjadi korban.
Berbicara kasus pelecehan seksual terhadap siswa yang dilakukan oleh oknum guru siswa itu sendiri, alhasil dari pihak ke polisian sudah menangani kasus itu semua yang bekerja sama dengan P2TPA Lotim.
Kepala Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi, Sahnan SH. menjelaskan kasus yang dominan sejak tahun 2015 yaitu kekerasan seksual sedangkan tahun 2016 yaitu kasus siswa yang berhadapan dengan guru. menurut data yang masuk di LPA Provinsi sebanyak 208 kasus siswa berhadapan dengan guru sebagai rincian 80 dengan guru dan 60 plecehan seksual. “Sisa kasus dari jumlah 80 dan 60 ada beberapa kasus lain yang ditangani sehingga mencapai jumlah 208 kasus”, terangnya, Rabu (10/5).
Mengantisipasi hal itu menurutnya perlu adanya sebuah kegiatan seperti temu anak, porum anak yang nantinya menjelaskan kepada anak tentang permasalahan awal sebagai pemicu banyaknya masalah ini lahir dikalangan anak, salah satunya yaitu nikah di usia dini atau menikah masih berumur anak-anak. “Kabupaten dengan pernikahan anak tertinggi yaitu Lotim, Lobar dan KLU”, ungkap Sahnan.
Kepala LPA Lotim Judan Putra Baya mengaku sangat miris dengan kejadian belakangan ini yang selalu menjadi korban yaitu anak yang masih kecil, seperti kejadian yang tak lama ini, informasinya bahwa oknum guru itu sudah sangat lama melakukan tindakan bejatnya terhadap siswanya, bahkan sekarang korbannya oknum guru tersebut sudah duduk di bangku SMA, itu artinya sudah banyak sekali siswa menjadi korban. “Sangat disayangkan memang perilaku oknum guru seperti itu”, jelasnya.
Dikesempatan itu Judan meminta agar pelaku dihukum dengan seberat-beratnya yang sesuai dengan perbuatannya, ia berharap pula agar peran orang tua dan lingkungan agar selalu memperhatikan para anak-anak generasi bangsa ini, dan yang pasti semoga hal ini tidak terulang kembali pada siswa yang lain, harapnya.|002|015|.