Published On: Sat, Mar 11th, 2017

Sri Rabitah dibawa ke Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar

dibaca 848 kali
Share This
Tags

RADIO LOMBOK FM, MATARAM – Sri Rabitah mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Qatar yang di duga sebagai korban removable organ atau penukaran organ, di bawa berobat ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sanglah Denpasar, setelah tim dokter yang menangani pengobatan Rabitah di Mataram, menyatakan bahwa Rabitah mengidap penyakit komplikasi dan penyakit yang diderita Rabitah tidak mampu untuk di tangani di NTB.d7

Hal itu disampaikan melalui pendampingnya dari Pusat Bantun Hukum Buruh Migran (PBHBM) Muhammad Shaleh. Rabitah di berangkatkan dari Mataram menuju RSU Sanglah Denpasar melalui jalur darat, pada pukul 19.30 tanggal 09 Maret 2017. Yang di damping oleh beberapa orang dari PBHBM dan keluarganya. Lebih lanjut Shaleh menjelaskan, “berdasarkan hasil pemeriksaan dokter lebih mendalam lewat CT scan, dua kali didapatkan informasi bahwa dia (Rabitah) mengidap beberapa penyakit komplikasi yang harus ditangani oleh konsultan khusus, dimana itu tidak ada di rumah sakit ini atau di Nusa Tenggara Barat.

Itu sudah didiskusikan, dikonsultasikan dengan para dokter senior dan itu memang penting dan wajib di rujuk ke rumah sakit di Bali”, kata Shaleh di Mataram (10/03/2017). Keterangan dokter salah satunya mengenai ginjal Rabitah, secar teknis sebenarnya bisa dijelaskan oleh dokter yang menangani secara langsung tetapi secara umum pada badannya itu ada kebocoran pada usus, kemudian tentu masih ada hubungan dengan yang ia operasi sebelumnya yaitu ginjalnya. Termasuk juga ada cairan didalam tubuhnya, dokter perlu menelitihnya lebih jauh. Dan karena beberapa rumah sakit di Mataram tidak pernah menemukan hal-hal semacam itu, sehingga rujukan ke rumah sakit Sanglah menjadi salah satu pilihan.

Dan kalau merujuk pada sakit yang ia derita sebelumnya ia tidak sakit, kemudian setelah operasi di Qatar, dia mulai sakitnya terjadi dan semakin parah pada saat ini tentu kalau berbicara hubunganya dengan ginjal, tentu masih ada hubungan. “Bahwa itu ginjal karena pertukaran dengan ginjal yang lain atau apapun itu harus kita teliti, tetapi kalau kita mau analisis pada cerita yang dia ceritakan tentu memang harus patut menduga tetap ada hubungan dengan kasus hari ini”, ungkap Shaleh.

Para pendamping Rabitah masih tetap percaya bahwa apa yang diceritakan oleh Rabitah itu tidak bohong. Karena dari beberapa hal terbukti misalnya dari awal memang di benarkan ada operasi di Qatar, “dan ada proses dia dimasukkan ke suatu ruangan dan itu tidak dibantah oleh rumah sakit di Qatar dan kita tinggal menunggu waktu bagaimana kita menguji bahwa apa yang diderita oleh kawan kita Sri Rabitah itu bisa dibuktikan secara medis”. Kalau pada rontgen awal di rumah sakit, ginjal sebelah kanan itu lebih kecil, jika dibandingkan dengan ginjal sebelah kiri. Secara medis tentu perlu dijelaskan secara detail oleh dokter yang melakukan pemeriksaan tetapi itu kira-kira kondisi umum Rabitah.

Yang menjadi persoalan pada saat ini Sri Rabitah sedang dalam kondisi sakit yang sangat parah. Persoalan ginjal dan yang lain itu adalah ranah yang lebih spesifik dan itu menjadi tanggung jawab keluarga. Sedangkan pihak pendamping lebih fokus pada soal bantuan hukum yang mungkin akan dilakukan. Untuk proses selanjutnya, para pendamping dari PBHBM dan kuasa hukum akan menunggu hasil medis dari Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar. Biaya pengobatan rabitah di sanglah sepenuhnya di tangani oleh pemerintah Kabupaten Lombok Utara, namun pendamping tetap menggalang dana untuk Rabitah untuk biaya yang lain.

“kalau dikatakan kerja bersama ada pemda lombok utara untuk biaya medisnya, tetapi untuk biaya yang lain ada biaya yang dikumpulkan oleh para pemerhati yang peduli pada masalah Rabitah”, tandas Muhammad Shaleh. |006|008|.

Iklan Teks


Raih ketenangan dengan akses yang luas di Bank Muamalat
Jasa pegadaian berprinsip syariah Islam, kunjungi situs resmi Pegadaian Syariah
Memberikan yang terbaik sesuai kaidah Islam, kunjungi situs resmi BNI Syariah