Nasionalisme Produk Pangan Lokal Penting Hadapi Peperangan Zaman Millenial
dibaca 538 kaliSalah satu yang utama adalah keterlibatan mereka bersumbangsih ide, gagasan dan kerja nyata di sektor pertanian secara luas. “Nasionalisme pangan ini perlu ditanamkan sejak dini. Sebab, perang kita ke depan, atau yang diperebutkan oleh dunia ini ke depan, adalah perang memperebutkan sumber daya pangan,” kata HBK di Mataram , Kamis ( 1/11) .
Dipaparkan, saat ini banyak negara-negara yang kemampuan lahannya tidak lagi sanggup memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Hal ini karena luasan lahan yang tetap, sementara peningkatan populasi penduduk terus meningkat setiap tahunnya.
“Banyak negara yang mulai merasakan kesulitan karena keterbatasan lahan, atau karena cuaca atau karena musim yang tidak mendukung,” katanya.
Menurut HBK, fenomena itu juga lambat laun bisa terjadi di Indonesia, jika masyarakatnya terutama generasi mudanya acuh, tak peduli, dan meninggalkan mata pencaharian di sektor pertanian.
HBK mengajak generasi muda Indonesia, termasuk di P. Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk kembali menyadari dan memahami keunggulan kompetitif yang dimiliki bangsa ini.
“Kita ini di Indonesia, termasuk di P. Lombok punya keunggulan kompetitif yang sangat luar biasa sebagai anugerah dari Allah SWT, karena daerah kita berada di bawah garis khatulistiwa, sehingga sektor pertanian sangat memungkinkan untuk terus didorong dan dikembangkan,” kata HBK.
Semangat nasionalisme, menurut HBK, tak cukup hanya dengan melaksanakan empat pilar berbangsa semata, tetapi harus mulai diwujudnyatakan dalam tindakan nyata, terutama memproteksi bangsa ini di sektor pertanian.
HBK berharap, generasi muda mulai berani terjun langsung menggeluti mata pencaharian di sektor pertanian. Di Pulau Lombok, papar HBK, bisa menjadi contoh bagaimana subur dan berkahnya lahan pertanian yang ada. “Sekarang tinggal bagaimana para pemuda Pulau Lombok bisa mengambil sikap dan keberanian untuk terjun mengolahnya.
“Para pemuda kita harus mulai berani terjun dengan memilih jalan hidup menjadi seorang petani, memproduksi produk-produk unggulan seperti sayuran dan buah-buahan organik. Ayo kita olah tanah P. Lombok yang subur ini, untuk meningkatkan kesejahteraan kita”, paparnya. (07/001)
— bersama Sandra.